Pemintaan
terhadap beras dari tahun ke tahun cenderung naik sejalan dengan laju
peningkatan jumlah penduduk. Disisi lain varietas unggul yang digunakan
petani tidak dapat berproduksi lebih tinggi karena keterbatasan
kemampuan genetik tanaman.
Sejalan
dengan tujuan pembangunan pertanian yang lebih memfokuskan kepada
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, maka program
intensifikasi padi sudah selayaknya mendapat perbaikan dan
penyempurnaan dari berbagai aspek.
Padi
hibrida berperan untuk meningkatkan produksi. Teknologi pengembangan
padi hibrida yang diterapkan secara intensif di daerah asalnya China,
India dan Vietnam mampu meningkatkan produktifitas sebesar 15 - 20 %.
Keberhasilan penanaman padi hibrida secara intensif menunjukkan bahwa
varietas padi hibrida merupakan teknologi yang praktis dalam
peningkatan produksi padi.
Penyiapan Lahan
Pada Prinsipnya lahan untuk budidaya padi hibrida sama dengan penyiapan lahan untuk budidaya padi biasa (inhibrida)
- Tanah diolah secara sempurna yaitu dibajak I dibiarkan selama 7 hari dalam keadaan macak-macak, kemudian dibajak II digaru untuk melumpurkan dan meratakan tanah.
- Untuk menekan pertumbuhan gulma, lahan yang telah diratakan disemprot dengan herbisida pra tumbuh dan dibiarkan selama 7 - 10 hari atau sesuai dengan anjuran.
Persemaian
Pembuatan persemaian dilakukan sebagai berikut :
- Tanah diolah, dicangkul atau dibajak, dibiarkan dalam kondisi macak-macak selama minimal 7 hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh. Kemudian olah tanah kedua sambil membersihkan lahan dari tanaman padi yang tumbuh liar dan gulma.
- Buat bedengan dengan tinggi minimal 5 - 10 cm, lebar 110 cm dan panjang disesuaikan dengan petak kebutuhan.
- Pupuk persemaian dengan Urea, SP36 dan KCL masing-masing sebanyak 5 gr/m persegi atau 1 kg benih per 20 meter persegi lahan.
- Kebutuhan benih untuk 1 hektar areal pertanaman adalah 10 - 20 kg.
Penamaan
- Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 10 - 15 hari.
- Jarak tanam 20 x 20 cm, satu tanaman per rumpun.
- Populasi bibit di persemaian lebih jarang daripada yang bisa dipraktekan petani, sehingga pada umur 21 hari bibit telah mempunyai anakan.
Dari
hasil uji coba yang telah dilaksanakan telah didapat beberapat
beberapa varietas padi hibrida yang dihasilkan oleh Badan Litbang
Pertanian maupun introduksi dari negara China, Vietnam, Jepang dan
lain-lain yaitu :
- Varitas rokan
- Varietas Maro
- Varietas Intani 1
- Varietas Intani 2
- Varietas Miki 1
- Varietas Miki 2
- Varietas Miki 3
Pemupukan
Anjuran pemupukan padi hibrida adalah :
Musim Kemarau
- Takaran pupuk 300 kg Urea, 100 kg SP 36 dan 150 kg KCL/ha.
- Waktu Pemberian : (1). Saat tanam : 60 kg Urea + 100 kg SP36 + 15 kg KCL/ha. (2). 4 minggu setelah tanam : 90 kg Urea/ha. (3). 7 Minggu setelah tanam : 75 kg Urea + 50 kg KCL/ha. (4). 5 % berbunga : 75 Urea/ha
Musim Hujan
- Takaran pupuk 250 kg Urea, 100 kg SP36 dan 150 kg KCL/ha.
- Waktu pemberian : (1). Saat tanam : 50 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCL/ha. (2). 4 Minggu setelah tanam : 75 kg Urea/ha. (3). 7 Minggu setelah tanam : 75 kg Urea + 50 kg KCL/ha. (4). 5% berbunga : 50 Urea/ha
Pemeliharaan Tanaman
- Penyiangan dilakukan secara intensif agar tanaman tidak terganggu gulma, yang dilakukan paling sedikit 2 kali yaitu menjelang pemupukan ke 2 dan ke 3.
- Padi hibrida yang ada pada saat ini peka terhadap penyakit tungro dan hama wereng coklat. Maka padi hibrida yang dikembangkan di daerah endemis hama dan penyakit perlu diterapkan PHT dengan monitoring keberadaan tungro dan kepadatan populasi wereng secara intensif. Perhatikan juga serangan tikus sejak dini dan monitoring penerbangan ngengat penggerek batang.
- Penggunaan pestisida secara bijaksana.
Panen dan Pasca Panen
Pada
prinsipnya secara panen dan pasca panen padi hibrida tidak beda dengan
padi biasa (inhibrida). Penentuan saat panen sangat berpengaruh
terhadap kualitas gabah. Tanaman padi yang dipanen muda juga digiling
akan menghasilkan banyak beras pecah. Ciri-ciri tanaman padi yang siap
untuk dipanen adalah :
- 95 % butir-butir padi dan daun bendera sudah menguning.
- Tangkai menunduk karena serat menanggung butir-butir padi yang bertambah berat.
- Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi.
Peralatan panen dapat digunakan sabit
bergerigi atau reaper dan dilaksanakan secara beregu. Hasil panen
dimasukan kedalam karung kemudian dirontokkan dengan pedal thresher
atau power thresher. Keterlambatan perontokan dan pengeringan akan
mengakibatkan butir kuning.
Selama perontokan
agar menggunakan alas dari anyaman bambu, tikar plastik, sehingga
gabah hasil perontokan mudah dikumpul kembali. Gabah setelah dirontok
dibersihkan dari kotoran gabah hampa dan benda asing lainnya.
Pembersihan gabah akan mempertinggi efisiensi pengolahan hasil,
mempertinggi daya simpan dan harga jual per satuan berat.
Pengeringan
agar menggunakan lantai jemur, bila tidak ada panas matahari dapat
menggunakan dryer. kematangan gabah dan alat penggilingan sangat
menentukan rendemen, tingkat kehilangan hasil dan mutu beras. Umur
tanaman yang belum optimal dan tidak seragam akan menurunkan mutu berat
dan rendemennya.
Sumber : Balai Besar PenelitianPadi Sukamandi
pak tolong para penyuluh pertanian lebih aktif lagi biar hasil padi bisa meningkat dan petani indonesia bisa lebih sejahtera.
BalasHapus